MENGAKU SATU UNTUK TETAP SATU

Written by inti com on Selasa, 30 Oktober 2012 at Selasa, Oktober 30, 2012

Oleh : Bowo’N. Tel, S.Sos
            Delapan puluh empat tahun silam, Pemuda Indo-nesia mengangkat harkatnya dalam satu ikrar; bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Ikrar ini lahir dari kesadaran terkait keterpurukan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bangsa penjajah yang menjalankan politik “de vide et impera” berhasil memecah belah nusantara.  Belajar dari kepahitan hidup sebagai bangsa yang tertindas karena berpecah-belah, akhirnya para pemuda menyadari kalau per-bedaan bukan untuk dipertentangkan, tetapi dinamika yang harus dibangun untuk menuju persatuan dan kesatuan.
            Memahami sejarah Sumpah Pemuda, seharusnya menjadi sumber inspirasi bagi kita untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan yang sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Para pemuda seharusnya tanggap dengan neo-imperalisme yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Zaman kita diiringi oleh kelahiran dekadensi moral dalam dunia sosial budaya, politik, dan ekonomi. Menghadapi kondisi seperti ini, sangat diharapkan peranan pemuda yang eksis terhadap Sumpah Pemuda dimaksud.
Sumpah Pemuda                                                                  
Ketertindasan Bangsa Indonesia selama ratusan tahun lamanya menderita di bawah kekuasaan kolonialis, mendorong para Pemuda Indonesia sebagai kaum intelektual muda dan sekaligus sebagai rakyat, berjuang untuk mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli. Sejarah telah mencatat bahwa Sumpah Pemuda merupakan salah satu bukti bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia dilahirkan. Tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga nantinya berhasil menggapai kemerdekaan 17 tahun kemudian yakni pada tanggal 17 Agustus 1945.
Naskah Sumpah Pemuda dimaksud yang ditulis oleh Moehammad Yamin, dan sudah disempurnakan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) menyatakan : (1) Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia, (2) Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Putusan Kongres Pemuda Kedua ini yakni dicetuskannya Sumpah Pemuda adalah dimaksudkan untuk menanamkan dan meningkatkan rasa memiliki Tanah Air, Bangsa dan Bahasa di dalam jiwa anak-anak bangsa.
Refleksi Peristiwa 28 Oktober 1928
            Sumpah Pemuda yang telah diikrarkan oleh pemuda 84 tahun silam, agaknya menjadi bagian dari upaya kita hari ini untuk menatap masa depan bangsa. Semangat kesatuan tempo dulu menjadi alasan dicetuskannya sumpah pemuda. Nasionalisme sebagai bekal ideologi golongan muda masa itu bertekad untuk bersatu.
Untuk memelihara kesinambungannya maka rasa kebangsaan dan kesatuan yang telah dikumandangkan itu tetap dijaga dengan berpedoman pada jiwa Sumpah Pemuda. Semangat pemuda pada masa perjuangan dahulu agar dijunjung tinggi dan dimanifestasikan untuk zaman kita saat ini dengan pertimbangan pada kondisi Bangsa Indonesia di masa sekarang. Sumpah Pemuda, yakni bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu; merupakan tekad persatuan dan kesatuan yang penting bagi negara kita.
Namun perlu diantisipasi mungkin bisa saja semangat Pemuda 84 tahun  silam dengan Sumpahnya, agak berbeda dengan pemuda masa kini. Yang menjadi pergumulan, memandang sepanjang waktu perihal kondisi nusantara, kolonialis memang sudah tidak lagi menjajah Tanah Air tercinta. Tetapi tidakkah itu kemungkinan bahwa pola penjajahan kolonialis lain sedikit berbeda dapat melakukan neo-imperialisme?  Penjajahan dengan gaya strategi yang berbeda, mungkin tidak seperti gaya kolonialis pada pra-kemerdekaan. Penjajahan lain seperti penjajahan terhadap budaya, penjajahan terhadap intelektual, dan intervensi pecah belah dapat saja menindas lagi bangsa ini.
Di berbagai aspek kehidupan, kita dapat tergoncang dengan keadaan yang serba berkembang. Seperti halnya kita nyaris tidak mampu mempertahankan nilai-nilai budaya lokal akibat kolaborasi antar budaya baru dari luar terhadap budaya sendiri. Budaya kita sebagai warisan leluhur yang seharusnya kita lestarikan, surut beradaptasi terhadap budaya baru luar bahkan budaya leluhur kita suatu saat mungkin dapat lenyap ditelan zaman. Hal itu disebabkan karena terlalu terbuka menerima budaya modernitas tanpa filterisasi yang matang dan irasional.
Para Pemuda sudah mampu beradaptasi dengan dinamika zaman yang semakin baru. Namun celakanya justru kebanyakan lebih bangga dengan Hedonisme sebagai dampak perkembangan zaman, dimana pemuda hanya asyik dalam kehidupannya yang serba kebaruan. Menkonsumsi Narkoba dan Minuman Keras menstimuli jiwa pemuda menjadi berperangai garang dan rentan dengan tindakan kekerasan. Pergaulan bebas menghancuran masa depan anak-anak bangsa, sehingga kesalehan masa muda tidak dianggap mulia lagi.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kecanggihan Teknologi yang semakin pesat, justru memiliki efek negatif karena penyalahgunaan saja. Juga tempat-tempat yang menyerupai tempat suci tapi terbungkus dengan kemaksiatan yang menyuguhkan penghancuran diri. Inilah Penjajahan Budaya se-Nusantara serta penjajahan Intelektual terjadi pada era globalisasi, sehingga Pemuda kita masa kini bukan menjadi rahasia jika kita menganggap sudah terjebak ke dalam Krisis Multidimensi, Krisis Moral dan Krisis Budaya.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tetap berkenan dimana dan kapan pun itu dalam nusantara. Justru ada pula yang terjadi bukan hanya tidak menggunakannya dengan baik dan benar, bahkan di sisi lain terkadang dikalahkan oleh bahasa lain untuk moment tertentu. Harusnya dalam moment apapun maka Bahasa Indonesialah yang digunakan, karena kita berada dalam Kebangsaan Indonesia.
Di zaman kita hari ini muncul berbagai dampak terjadi dan dialami akibat dari semangat mengisi kemerdekaan oleh mereka pemuda sekarang relatif masih kecil, bahkan membuat kita gelisah karena terkadang bersikap destruktif. Hanya karena salah komunikasi (Miscommunication) dan salah informasi, maka spontan terjadi kesalahpahaman yang berujung pada pertengkaran dan perkelahian. Keberagaman juga terkadang dapat menjadi dalil pembedaan dan komoditi provokasi untuk membantu siasat komunitas menyatakan kuasa. Itu terjadi karena Keberagaman belum dijadikan sebagai kekayaan tersendiri bagi kebangsaan.
Sehingga apa yang kerap terjadi? Munculnya tindakan Adu jotos/fisik pemuda antar kampung, antar komunitas, tawuran mahasiswa antar kampus bahkan pelajar antar sekolah. Hal ini jelas sudah menghancurkan semangat sumpah pemuda yang kita junjung sebagai semangat kebersamaan dan kesatuan. Akibatnya hingga sekarang sebagian besar lumayan banyak yang membelakangi semangat Sumpah Pemuda.
Memang di lain fihak bahwa tidak semuanya juga pemuda kita sudah seperti itu. Ternyata Masih ada pula pemuda Indonesia zaman kita yang berprestasi di berbagai bidang dan menjadi kebanggaan bangsa ini. Ada sebagian juga yang tetap menghargai dan menjunjuung tinggi kesatuan. Kita berterimakasih kepada mereka yang setia terhadap sumpah pemuda.
Penutup
Pada peristiwa-peristiwa penjajahan budaya dan intelektual, serta intervensi pecahbelah yang menyengsarakan itu, Juga segala hal yang dapat menghampakan hak milik, serta dampak dari semangat mengisi kemerdekaan oleh mereka pemuda sekarang relatif masih kecil, maka Pemuda, Putra-putri Indonesia berjuang mengembalikan jati diri, sebagaimana Pemuda dahulu melepaskan bangsanya dari ketertindasan akibat penjajahan oleh bangsa lain dahulu. Tidak ada lagi perbedaan karena Bangsa kita yang memiliki beragam perbedaan dalam banyak hal bersatu tujuan sebagaimana semangat sumpah pemuda. Kesalahpahaman dan kesalahan dalam komunikasi tidak lagilah menjadi faktor penyebab perseteruan dan perkelahian antar pemuda karena semangat dan jiwa kesatuan dan kebangsaan telah terpatri dalam jiwaraga pemuda Indonesia. Selamat Hari Sumpah Pemuda yang Ke – 84, 28 Oktober 1928 ke 28 Oktober 2012. (Penulis adalah Petualang Sosial Sebelum Sekarang Telah Menjadi PNS, Sekretaris MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Nias Utara)

0 Responses to "MENGAKU SATU UNTUK TETAP SATU"

Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Recent Post

Recent Comments

Populer Post

Slider



About the author

This is the area where you will put in information about who you are, your experience blogging, and what your blog is about. You aren't limited, however, to just putting a biography. You can put whatever you please.